HAMIL ANGGUR, apaan sih ?
Definisi:
Hamil anggur atau Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan “bakal janin”, sehingga terbentuk jaringan permukaan membran (vili) mirip gerombolan buah anggur.
Tumor jinak mirip anggur tersebut asalnya dari trofoblas, yakni sel bagian tepi ovum atau sel telur, yang telah dibuahi, yang nantinya melekat di dinding rahim dan menjadi plasenta (tembuni) serta membran yang memberi makan hasil pembuahan.
Bagaimana terjadinya ?
Hamil anggur atau Mola hidatidosa dapat terjadi karena:
• Tidak adanya buah kehamilan (agenesis) atau adanya perubahan (degenerasi) sistem aliran darah terhadap buah kehamilan, pada usia kehamilan minggu ke 3 sampai minggu ke 4.
• Aliran (sirkulasi) darah yang terus berlangsung tanpa bakal janin, akibatnya terjadi peningkatan produksi cairan sel trofoblas (bagian tepi sel telur yang telah dibuahi) .
• Kelainan substansi kromosom (kromatin) seks.
Ingat ya, yang di atas ini adalah perjalanan penyakit (dalam bahasa medis disebut patofisiologi)
P e n y e b a b
Penyebab pasti belum diketahui, tetapi diduga pencetusnya antara lain kekurangan gizi dan gangguan peredaran darah rahim (dr.Etisa Adi Murbawani)
G e j a l a
Layaknya orang hamil, tanda awal persis kehamilan biasa, misalnya terlambat haid, keluhan mual, muntah. Hanya saja keluhan tersebut lebih hebat. Jika diperiksa tes kehamilan, hasilnya positif juga.
Tapi bukan berarti kalo muntah-muntah hebat sampai lemes lantas tergopoh-gopoh takut bahwa itu hamil Anggur. Masih ada tanda lain dan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosa.
Selain gejala umum di atas, tanda-tanda lain diantaranya:
• Tidak ada tanda-tanda gerakan janin
• Rahim nampak lebih besar dari umur kehamilan, misalnya terlambat 2 bulan, rahim nampak seperti hamil 4 bulan
• Keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan dengan perdarahan
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan radiologis atau rontgen, tidak terlihat gambaran tulang janin. Yang nampak justru gambaran mirip sarang lebah (honeycomb) atau gambaran mirip badai salju (snow storm)
Demikian pula pada pemeriksaan USG (ultrasonografi), ditemukan gambaran mirip badai salju, tidak adanya gambaran yang menunjukkan denyut jantung janin.
Pemeriksaan lain adalah dengan patologi anatomi, yakni pemeriksaan mikroskopis gelembung cairan mirip anggur.
Pemeriksaan penting lainnya, pengukuran kadar hormon korionik gonadotropin (HCG), yakni hormon untuk mengidentifikasi kehamilan. Pada Hamil Anggur kadar hormon ini (HCG) meningkat lebih tinggi dari kadar kehamilan normal.
Pengobatan
Pada dasarnya mola (hamil anggur) adalah tumor jinak, namun dapat berkembang menjadi ganas, kemungkinan menjadi ganas sekitar 20%.
Prinsip penatalaksanaan adalah:
• Pengeluaran mola (evakuasi). Pada wanita subur dan masih menginginkan anak, dapat dilakukan kuret atau kuret hisap. Kuret ulangan dilakukan sekitar seminggu setelah kuret pertama, untuk memastikan bahwa rahim benar-benar sudah bersih. Sedangkan bagi wanita usia lanjut atau yang sudah tidak menginginkan tambahan anak, dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi)
• Follow up, yakni pengawasan lanjutan untuk monitor dan evaluasi pasca evakuasi. Langkah pengawasan dilakukan secara klinis, laboratorium dan radiologis. Pengawasan lanjutan dengan pemeriksaan kadar HCG. Pemeriksaan ini dilakukan 1 minggu sekali sampai kadar HCG menjadi negatif. Setelah itu masih diperiksa sampai tiga minggu berturut-turut kadar HCG tetap negatif.
Selanjutnya masih diperiksa setidaknya sebulan sekali selama 6 bulan.
Jika ternyata pemeriksaan HCG tidak sesuai harapan, atau dengan kata lain kadarnya tetap atau malah naik, perlu diberikan obat kemoterapi.
Cara pengawasan lain dengan pemeriksaan radiologis, dilakukan 6 bulan sekali.
Kapan boleh hamil lagi ?
Pada dasarnya penderita mola dianjurkan tidak hamil sampai pengawasan lengkap selesai dilakukan. (Sydney Gynaecological Oncology Group)
Bagi wanita yang belum punya anak, dianjurkan memakai alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan selama 1 tahun, dan bagi yang sudah punya anak dianjurkan tidak hamil selama 2 tahun.
Angka kejadian
Berdasarkan referensi, angka kejadian mola ( hamil anggur) bervariasi.
Wanita asia umumnya memiliki kecenderungan lebih tinggi, yakni 1 dari 80-120 kehamilan, sedangkan wanita eropa 1 dari 1500-2000 kehamilan.
So, langkah bijak adalah kontrol teratur selama hamil. Bukan saja karena mola, namun untuk memastikan kehamilan tetap tumbuh normal, dan dapat diketahui secara dini bila menunjukkan adanya kelainan.
Semoga bermanfaat.
MENGENAL HAMIL ANGGUR
Anda hamil, tapi bukan janin yang dikandung melainkan gelembung-gelembung seperti anggur. Wah, apa ini?
Kaget dan bingung tergambar jelas di raut muka Ny. Nadia ketika dokter menyatakan ia mengalami hamil anggur. Lo, kok, hamil anggur? Tapi sungguh, ini bukan guyonan.
Kehamilan memang tidak selamanya berjalan mulus sehingga memungkinkan terbentuknya bukan janin di dalam rahim seorang ibu, melainkan jaringan berbentuk gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, mirip buah anggur. Dunia kedokteran menyebutnya dengan mola hidatidosa (MH).
“MH adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik (mengandung banyak cairan),” jelas dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OG, staf pengajar Sub.Bag. Fetomaternal bagian Obstetri dan Ginekologi FK UPN Veteran/RSPAD Gatot Subroto.
PERKEMBANGAN TERHENTI
Mengapa hamil anggur bisa terjadi? Kita ketahui, kehamilan terjadi karena ada pembuahan di mana sel sperma membuahi sel telur. Normalnya, setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi tersebut akan berkembang menjadi sekelompok sel (berjumlah ratusan) seperti bola.
Sel-sel yang berada di dalam akan berkembang menjadi janin sementara sel-sel yang terletak di bagian luar akan membentuk trofoblas. Sel-sel yang membentuk trofoblas inilah yang kelak akan menjadi plasenta.
Pada hamil anggur, sel telur yang harusnya berkembang menjadi janin justru terhenti perkembangannya. Yang terus berkembang malah sel-sel trofoblas tadi. Padahal, sel-sel yang terbentuk dari trofoblas ini mengalami kelainan, seperti tidak mengandung pembuluh-pembuluh darah di dalamnya.
Nah, kelompok sel inilah yang kemudian membengkak membentuk gelembung-gelembung berisi cairan, mirip anggur. Ukuran gelembung ini pun bervariasi. Ada yang berdiameter 1 milimeter sampai 1-2 sentimeter. Jika dilihat melalui mikroskop, ditemukan edema stroma villi, tidak ada pembuluh darah pada villi, dan proliferasi sel-sel trofoblas (jumlah selnya bertambah).
LAHIR CACAT
Hamil anggur sendiri dibedakan dalam dua jenis. Disebut complete mole atau mola klasik jika kehamilan palsu seluruhnya. Artinya, dalam kehamilan, janin sama sekali tak terbentuk. Sedangkan bila ditemukan janin atau bagian dari janin disebut partial mole. Pada kasus partial mole, janin yang terbentuk umumnya tidak normal. Misalnya, bagian tubuh terbentuk tapi tidak tidak proporsional. “Umumnya, janin mati pada bulan pertama meski ada juga yang bisa bertahan hidup sampai cukup besar. Bahkan, cukup bulan (aterm),” terang dr. Judi, pengasuh rubrik Konsultasi Ginekologi nakita.
Kendati bisa bertahan hidup, tentu saja bayi tadi akan lahir cacat karena memang bagian tubuhnya tidak terbentuk sempurna. Bahkan, ada yang hanya berbentuk gumpalan saja, tetapi hidup. “Jika dilihat, ada kulit, tulang, dan sebagainya,” terangnya.
ANEKA GEJALA
Meski penyakit ini sudah dikenal sejak abad keenam, sampai saat ini dunia kedokteran tetap belum bisa mengungkap misteri penyebabnya. Kerusakan sel telur di sini mungkin terjadi karena infeksi, kekurangan zat makanan terutama protein tinggi, dan teori kebangsaan. Teori yang paling cocok dengan keadaan adalah teori Acosta Sison, yaitu kekurangan protein. Karena kenyataan membuktikan penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita dari golongan sosioekonomi rendah.
“Penemuan mutakhir menemukan bahwa MH terjadi akibat sel sperma membuahi sel telur yang tidak ada intinya atau intinya rusak/tidak aktif,” jelas dr. Judi.
Ibu hamil dengan kasus mola hidatidosa menunjukkan gejala yang sama dengan kehamilan pada umumnya. Selanjutnya perkembangan hamil anggur lebih cepat dari normal, sehingga besar rahim lebih besar dari usia kehamilan. Bisa juga terjadi mual muntah yang hebat (hiperemesis gravidarum) dan sakit kepala.
Perdarahan dari vagina merupakan gejala utama hamil anggur. Perdarahan bisa sangat banyak, bisa juga hanya sedikit. Biasanya terjadi pada minggu ke-12 sampai ke -14. Jika perdarahan terjadi sangat banyak, bisa mengakibatkan anemia (kekurangan darah) pada ibu. Soalnya, tak jarang terjadi, perdarahan berlangsung lama, hingga berminggu-minggu.
Gejala lain, kadang-kadang menunjukkan tekanan darah tinggi yang merupakan gejala awal preeklampsia (keracunan kehamilan), tetapi terjadinya lebih awal (di bawah 20 minggu) bila dibanding kehamilan biasa. Begitu pula pada saat pemeriksaan, ditemukan masalah tidak adanya bunyi jantung janin.
Penderita hamil anggur juga akan mengalami peningkatan kadar hormon tiroid dalam darah. Di dalam air seninya pun biasanya ditemukan kadar protein yang tinggi.
CARA MENDETEKSI
Sebenarnya kelainan pada kehamilan mola hidatidosa sudah bisa diketahui lebih awal. Saat konsultasi, dokter akan melakukan pemeriksaan perut dengan teliti, dan melakukan periksa dalam sehingga bisa menemukan kelainan pembesaran uterus (rahim) yang lebih cepat dari normal.
Pemeriksaan USG bisa dilakukan untuk mencurigai adanya hamil anggur. Pemeriksaan ini relatif murah dengan hasil yang cukup akurat. Dengan USG melalui vaginal, sudah dapat dideteksi adanya hamil anggur pada kehamilan 8-10 minggu, yaitu berupa gambaran badai salju (snow strom atau snow flake pattern). Apalagi jika digunakan color doppler atau power doppler, yaitu pemeriksaan USG berwarna untuk menilai perubahan arus darah.
Sementara itu, pemeriksaan hasil urine akan tetap menunjukkan hasil positif kendati yang terjadi adalah kehamilan palsu. Dan memang si calon ibu sendiri akan merasakan gejala-gejala kehamilan seperti pada umumnya. Ini disebabkan ibu tetap memproduksi hormon-hormon kehamilan dalam kadar tinggi.
Hamil anggur bisa juga diketahui dengan cara mengukur kandungan hormon HCG (Hormon Chorionic Gonadotrophin) di dalam air seni atau darah. HCG adalah hormon yang dikeluarkan oleh zigot, hasil peleburan sel telur dan sel sperma.
HAMIL LAGI
Hamil anggur tidak selalu mengakibatkan keguguran spontan. Cara penanganannya dilakukan dengan D & C (dilatasi dan kuretase). Yaitu, memasukkan alat melalui vagina untuk menyedot gelembung-gelembung tadi sampai bersih.
Usai penguretan, pasien harus tetap mendapat pengawasan. Terutama untuk memonitor adanya penyulit seperti kadar hormon HCG secara berkala atau penyebaran sel trofoblas.
Secara berkala dilakukan pemeriksaan darah setiap minggu dan foto rontgen setiap 4-6 minggu. Kemudian untuk kadar HCG 2 minggu dalam tiga bulan pertama. Kemudian sebulan sekali pada tiga bulan berikutnya. Lalu 2 bulan sekali untuk 6 bulan berikutnya. Tiga tahun berikutnya, pemeriksaan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Perlu diperhatikan, hamil anggur ini bisa berkembang menjadi ganas. Penyebaran yang tidak terkendali dari sel-sel trofoblas tadi bisa merusak fungsi sel-sel lain di sekitarnya. Seperti halnya kanker, sel-sel trofoblas yang ganas bisa menyebar ke organ tubuh lain, seperti paru-paru, vagina, sumsum tulang belakang, serta hati.
Semua itu disebabkan karena mola hidatidosa bisa menyebar melalui aliran darah. “Jenis mola hidatidosa yang melakukan penyebaran ke organ lain adalah koriokarsinoma villosum (invasive mole) dan koriokarsinoma non villosum (koriokarsinoma).
Pengobatan hamil anggur dengan tipe mola ganas dilakukan dengan cara pemberian obat sitostatik, yaitu obat penghenti pertumbuhan sel. Umumnya obat-obatan ini memberi efek samping, misalnya merontokkan rambut dan muntah-muntah.
Seorang wanita yang pernah mengalami hamil anggur kemungkinan mendapat kembali hamil jenis ini pada kehamilan berikutnya meningkat menjadi 4-5 kali. Dan kasus hamil anggur ini banyak terjadi pada ibu hamil di bawah 20 tahun di atas 34 tahun, serta mempunyai banyak anak (lebih dari tiga orang).
Sebaiknya jika Anda pernah mengalami hamil anggur, agar menunda kehamilan berikutnya dengan menggunakan alat kontrasepsi karet KB, sampai keadaan Anda benar-benar pulih. Tentu saja jangan lupa, setelah hamil kembali untuk selalu memeriksakan diri dengan rutin. Demi kebaikan Anda dan si janin.
Kurang Vit A Sebabkan Hamil Anggur
Sabtu, 5 Juni 2010 | 14:56 WIB
shutterstock
JAKARTA, KOMPAS.com — Kekurangan vitamin A diduga kuat menjadi salah satu penyebab terjadinya mola hidatidosa atau biasa dikenal sebagai hamil anggur. Pulihnya kadar vitamin A akan menyebabkan penderita hamil anggur terhindar dari kanker dan memulihkan kesehatan sehingga peluang kehamilan lebih besar.
Demikian dikatakan Prof Dr dr Andrijono, Sp OG, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar tetap dalam obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sabtu (5/6/2010) di Jakarta.
Menurut Andrijono, di Indonesia, peristiwa hamil anggur berkisar antara 1 dan 40-400 kehamilan. Hamil anggur sendiri lebih banyak terjadi pada perempuan di Asia dan Amerika dibanding di negara Eropa. Hal ini terjadi karena umumnya hamil anggur diderita oleh perempuan yang masih muda dan kehamilannya merupakan yang pertama.
Penyebab hamil anggur sendiri masih misteri. "Belum ada penyebab pastinya, semua teori-teori belum dapat dibuktikan. Baru faktor kekurangan vitamin A ini yang terbukti," katanya.
Dalam penelitiannya diketahui bahwa risiko seorang perempuan mengalami hamil anggur 6,8 kali lebih besar jika kadar vitamin dalam darahnya kurang. Risiko itu akan meningkat bila kehamilannya tersebut adalah kehamilan pertama.
"Pemberian vitamin A pada biakan sel-sel hamil anggur terbukti dapat meningkatkan kematian sel hamil anggur," papar dokter yang saat ini menjabat sebagai konsultan onkologi ginekologi FKUI.
Hasil penelitian juga menunjukkan vitamin A akan meningkatkan proses kesembuhan dan mencegah terjadinya kanker yang disebabkan sel hamil anggur yang tumbuh berlebihan. Manfaat lain adalah memperbaiki fungsi hati karena defisiensi vitamin A bisa menyebabkan kelainan fungsi hati.
"Pencegahan ini sangat berarti karena relatif murah, murah dan sangat efektif," kata Andrijono. Selain itu, vitamin A yang cukup juga akan menurunkan angka kegagalan fungsi reproduksi.
MOLA HIDATIDOSA = HAMIL ANGGUR
Kehamilan merupakan suatu anugerah paling membahagiakan bagi sebagian besar wanita. Tapi bagaimana jika janin yang dikandung tidak berkembang sebagaimana yang diharapkan, misalnya jika kehamilan yang terjadi ternyata hanyalah hamil anggur saja. Hamil anggur bagi seorang wanita bagaikan sebuah mimpi buruk, harapan yang hilang begitu saja. Lalu, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan hamil anggur itu?
Hamil anggur atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan nama Mola Hydatidosa sesungguhnya merupakan kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik.
PENYEBAB
Belum diketahui secara pasti. Ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi makanan, dan genetic. Yang paling cocok adalah Teori Acosta Sison, yaitu defisiensi protein. Faktor resiko terdapat pada golongan sosioekonomi rendah, usia di bawah 20 tahun, dan paritas tinggi ( anak banyak ).
PATOGENESIS
Mola hidatidosa berkembang dari Trofoblas Ekstraembrionik.
Mola hidatidosa terbagi menjadi :
1. Mola Hidatidosa Komplet (Klasik), yaitu jika tidak ditemukan janin.
2. Mola Hidatidosa Inkomplet (Partial), yaitu jika disertai janin atau bagian janin.
MANIFESTASI KLNIS
1. Amenore (tidak haid) dan tanda-tanda kehamilan.
2. Perdarahan pervaginam berulang. Darah cendrung berwarna coklat. Pada keadaan lanjut kadang keluar gekembung mola (gelembung seperti mata ikan).
3. Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
4. Tidak terabanya bagian janin pada pemeriksaan palpasi dan tidak terdengarnya denyut jantung janin sekalipun uterus (rahim) sudah membesar setinggi pusar atau lebih.
5. Preeclampsia (hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan) dan Eklampsia (preeklampsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neorologi) yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan sonde uterus (Hanifa).
2. Tes Acosta Sison. Dengan tang Abortus, gelembung Mola dapat dikeluarkan.
3. Peningkatan kadar beta hCG darah atau urin.
4. Ultrasonografi menunjukkan gambaran badai salju (snow flake pattern).
5. Foto torak ada gambaran emboli udara.
6. Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala Tirotoksikosis.
KOMPLIKASI
1. Anemia.
2. Syok.
3. Infeksi.
4. Eklampsia, dan
5. Tirotoksikosis.
DIAGNOSA BANDING
1. Kehamilan dengan mioma uteri.
2. Abortus.
3. Hidramnion, dan
4. Gemelli (kehamilan kembar).
PENATALAKSANAAN
1. Perbaiki keadaan umum.
2. Pengeluaran jaringan Mola (Vaccum kuret – kuret).
3. Histerektomi perlu dipertimbangkan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup anak. Batasan yang dipakai aialah umur 35 tahun dengan anak hidup 3.
4. Terapi profilaksis dengan sitostatik Methotrexate atau Aktinomisisn D pada kasus dengan resiko keganasan tinggi seperti umur tua dan paritas tinggi.
5. Pemeriksaan Ginekologi, Radiologi dan Kadar beta hCG lanjutan untuk deteksi dini keganasan. Terjadinya proses keganasan bisa berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca Mola, yang paling banyak dalam 6 bulan pertama. Pemeriksaan kadar beta hCG tiap minggu sampai kadar menjadi negatif selama 3 minggu lalu tiap bulan selama 6 bulan. Pemeriksaan foto torak tiap bulan sampai kadar beta hCG negatif.
6. Kontrasepsi.
Sebagian jaringan hasil pengeluaran Mola Hidatidosa dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi untuk dilihat type selnya: biasanya bila ditemukan gambaran proliferasi berlebih dari sel2 trofoblast.
PROGNOSIS
Hampir 20% Mola Hidatidosa Komplet berlanjut menjadi keganasan, sedangkan Mola Hidatidosa Parsial jarang. Mola yang terjadi berulang disertai Tirotoksikosis atau kista lutein memiliki kemungkinan menjadi ganas lebih tinggi.
Mengapa Mola Hidatidosa / kehamilan anggur membutuhkan penangan khusus dan follow-up ketat ? Karena kehamilan mola bisa berkembang kearah proses keganasan yang disebut choriocarcinoma ! Tetapi disisi lain, choriocarcinoma adalah kanker yang “termudah” ditangani dan memberikan kesembuhan 100%.
Hamil anggur (Mola hydatidosa) dapat berpotensi menjadi keganasan apabila :
- Usia ibu > 35 tahun atau <>.
- Uterus lebih dari 20 minggu.
- B-CHG > 10.000 iu/ml.
- Pasca melahirkan <6>.
Untuk mencegah dan mengobati sedini mungkin bila terjadi choriocarcinoma, maka seorang pasien pasca evakuasi mola masih harus melakukan follow-up ketat, biasanya sampai 1 tahun. Setelah ada hasil Patologi Anatomi, pasien diperiksa darahnya 4-6 minggu pasca kuret , diukur secara kwantitatif berapa kadar hormon beta-HCG ; bila masih tinggi atau tergolong high-risk mole ( berdasar kriteria dari WHO ); diberikan pengobatan Methotrexate ( MTX ) ; banyak protokol, tetapi umumnya dg suntikan intramuskuler 20 mgr/hari selama 5 hari dan diimbangi dengan pemberian asam folat dosis tinggi ( tablet atau suntik ) untuk mencegah efek samping dari MTX terhadap saluran cerna.
Bila kadar beta-HCG pasca kuret sudah normal, atau pasca suntik MTX kadar kembali normal maka cukup dilakukan follow-up dengan pemeriksaan kadar beta-HCG secara berkala, periodenya makin lama makin jarang sampai 1 tahun dengan kadar normal barulah pasien tersebut dinyatakan sembuh dan diijinkan hamil lagi bila masih mau.
Selama pengobatan MTX atau selama masa follow-up, pasien sebaiknya tidak hamil dan cara kontrasepsi yang dianjurkan adalah kondom dengan alasan cara kontrasepsi yg lain (IUD, pil, suntikan) dapat menimbulkan keluhan perdarahan yang mungkin membingungkan dan mengacaukan dengan perdarahan yang disebabkan oleh terjadinya proses choriocarcinoma pasca kehamilan mola.
Permasalahan yang timbul pada kehamilan anggur adalah lost of follow-up dan kemudian berkembang menjadi proses keganasan choriocarcinoma ; karena itu sangat ditekankan perlunya follow-up pasien-pasien post mola yg tentu saja membutuhkan kepatuhan pasien, perhatian dari sang dokter dan masalah yang utama adalah masalah biaya untuk kunjungan, pemeriksaan beta-HCG dan bila perlu obat2an pada pemeriksaan selanjutnya !
Seseorang yang pernah terserang hamil anggur (Mola hydatidosa) dinyatakan bebas apabila beta-HCG semu setelah 3 bulan berturut-turut. Jika pemeriksaan beta-HCG sudah normal kembali, diskusikan kembali dengan dokter kandungan Anda untuk merencanakan kehamilan.
Ditulis oleh : Dr. H. ANANDIA YUSKA, SpOG
Contact : 0811613210 / 021-99790123
Email : anandia_yuska@yahoo.com
Sumber : dari berbagai sumber
Diposkan oleh Anandia Yuska di Rabu, Februari 11, 2009
Hamil Anggur, Kelabui Kebahagiaan Calon Ayah-Ibu
Jumat, 12 Jan 2001 20:18:41
Pdpersi, Jakarta - Hamil dan anggur, jika tidak menjadi satu untaian kata adalah karya Tuhan yang membawa kebaikan dan berkah. Hamil, adalah manifestasi cinta kasih dua insan berlainan jenis untuk melanjutkan keturunannya. Sedangkan anggur, siapa yang tidak suka buah menggiurkan itu?
Tapi jika kedua kata itu menjadi satu untaian, maka mimpi buruk menghampiri pasangan yang berharap-harap cemas menunggu si buah hati. Bahkan fenomena hamil anggur kerap menipu calon ibu dan bapak. Tak pelak, suasana gembira dan bahagia berubah menjadi suasana kepedihan.
Apa dan bagaimana hamil anggur ini dikemukakan oleh Dr H Yanto Kadarusman SpOG saat ditemui pdpersi.co.id, di kediamannya, beberapa waktu silam. Menurut dokter yang kini menjabat Pudek III FKUI itu, hamil anggur atau Mola hydratidosa adalah kehamilan abnormal dengan ciri utama, jaringan hasil pembuahan sel telur (konsepsi) berisi gelembung-gelembung cairan yang menyerupai anggur.
Karena saat keluar seperti anggur itulah, tutur Yanto, orang lalu menyebutnya hamil anggur. Ada perbedaan antara kista dengan hamil anggur. Yanto berujar, kista biasanya berada di ovarium dan bentuknya solitar (satu/sendiri). Sedangkan hamil angggur ada di rahim serta bentuknya mengelompok.
Fenomena hamil anggur terjadi manakala konsepsi yang mestinya berkembang menjadi bakal ari-ari dan bakal janin, tidak berjalan semestinya. Bakal janin tidak berkembang, sementara bakal ari-ari berkembang namun isinya hanya cairan dan darah.
“Tanda yang paling sering terjadi, antara besar rahim dengan usia kehamilan tidak seimbang. Besar rahim akan jauh lebih besar daripada usia kehamilan. Tanda lainnya perdarahan. Akibat seringnya perdarahan, si ibu akan pucat dan Hb nya turun,” papar Yanto. Selain itu, pembesaran rahim tidak pula disertai gambaran janin dan detak jantung janin.
Perdarahan akan terjadi pada trimester pertama. Sehingga, usia hamil anggur biasanya jarang yang mencapai 20 minggu. Meski demikian, tes urine tetap menunjukkan positif seperti kehamilan biasa. Hal inilah yang kerap menipu “balon” atau bakal calon ibu-bapak.
Meski hasil tes urine menunjukkan positif, hasil Ultrasonografi (USG) tetap tidak bisa dikelabui. “Pada hamil anggur, gambar yang didapat seperti sarang tawon,” cetus Yanto. Dokter yang tinggal di bilangan Kampung Rambutan ini menambahkan, hingga kini diagnosa tunggal hamil anggur belum diketahui secara pasti.
Yang pasti, ulasnya, hamil anggur dikaitkan dengan ragam penyebab seperti mutasi genetik (jeleknya sperma atau ovum), blighted ovum atau kehamilan di mana janin akan mati dan tak berkembang, kekurangan vitamin A, darah tinggi, serta faktor gizi yang kurang baik.
Faktor gizi ini pulalah yang menyebabkan hamil anggur sering dialami wanita Asia. Berdasarkan penelitian, hamil anggur di Asia tercatat 1:120 kehamilan. Sementara di negara-negara barat tercatat 1:2000 kehamilan. “Karena itu, tidak tertutup kemungkinan ibu yang menderita anemia atau malnutrisi mengalami hamil anggur. Tapi yang jelas, semua wanita bisa terkena tanpa melihat umur,” ulas Yanto.
Yanto mengingatkan, kadangkala hamil anggur ini bisa berkembang menjadi penyakit Trofoblast Ganas. Penyakit ini terjadi manakala pengambilan “hamil anggur” dengan cara dikuret, tidak mampu menghentikan pertumbuhan. “Pertumbuhan terus terjadi dengan keluarnya hormon kehamilan atau HCG,” kata Yanto.
Keadaan inilah yang dapat membuat perdarahan terus-menerus, bahkan membuat rahim jebol. “Akibatnya, pasien dapat meninggal,” cetus Yanto. Hormon HCG pada hamil anggur sangat tinggi, imbasnya dapat menyerupai hormon tiroid. Sehingga penderita Mola hydratidosa ganas, gejalanya mirip orang hiper tiroid. Seperti tangan gemetar, keluar keringat, jantung berdebar, dan mata cekung.
Untuk menghindari hamil anggur, ucap Yanto, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti faktor hiegenis, keteraturan kontrol, dan kewaspadaan terhadap gejala-gejala yang timbul. Sementara pengobatan yang dapat dilakukan adalah mengeluarkan Mola hydratidosa dengan cara dikuret, plus terapi medikamentosa.
“Jika setelah kuret terjadi banyak perdarahan, maka harus dilakukan tranfusi. Dan jangan lupa, dua minggu kemudian si ibu harus periksa ulang,” ujar Yanto. Pemeriksaan ini mutlak dilakukan agar tidak terjadi Trofoblast Ganas yang berakibat kanker atau kematian.
Yanto menambahkan, ibu yang pernah mengalami hamil anggur dapat kembali hamil normal dengan syarat Mola hydratidosanya sembuh total.
Silahkan Tulis Komentar Anda ...
nu ngomentar didieu sing pinter